Kami memiliki anak perempuan, anak laki-laki dan cucu-cucu.
Kami adalah satu suster PI dan seorang pensiunan guru SMA Brigitta.
Sejak empat tahun kami menjadi sukarelawan di tempat pelayanan bagi para pencari suaka perlindungan. Kami sangat dekat dengan beberapa keluarga yang kami dampingi, hingga seringkali mereka memanggil kami ibu atau nenek. Suatu saat kami tidak di Gladbeck, ada yang menelpon kami dan berkata: “Kami rindu kalian!”
Mengapa orang rindu dengan kami? Apa yang kami buat?
Kami adalah kelompok yang berada bagi para pengungsi yang berada dibawah wewenang Lembaga Caritas dan Paroki St. Lamberti Gladbeck. Sangat berbeda dengan pemerintah yang birokratis, kami berusaha untuk memberikan kampung halaman bagi para pendatang di Jerman. Kami mendengarkan kebutuhan, membantu dan menemukan jalan keluar. Ketika kami mengalami kesulitan komunikasi, seringkali bahasa Inggris membantu kelancaran komunikasi. Supaya bahasa Jerman dapat segera menjadi sarana komunikasi, maka ditawarkan pelajaran bahasa Jerman secara gratis. Kursus ini ditanggapi dengan penuh semangat; dengan adanya bantuan pelajaran yang teratur dan juga bantuan materi, maka “saudara-saudari” kami sangat terbantu dalam kehidupan sehari-hari. Namun mengenai urusan dengan pemerintah bantuan kami masih sangat dibutuhkan. Demikian pula dengan keperluan pemeriksaan di dokter dan urusan-urusan hukum. Selain itu kami mencarikan Taman Kanak-kanak bagi anak-anak, bagi kaum remaja tempat untuk kuliah.
Para pengungsi dianjurkan juga untuk dapat menyesuaikan budaya hidup. Konser musik dan tarian sangat mendukung integrasi budaya. “Bakat-bakat dari pengungsi” khususnya bidang musik dapat segera diketahui dan penampilan mereka sangat memukai penonton. Seorang penyanyi dari Albania bahkan sudah tampil di beberapa gereja di Gladbeck dan pertunjukkan budaya.
Terkesan oleh kebersamaan umat kristiani, 20 pengungsi telah menyediakan diri untuk dibaptis, 8 menerima sakramen krisma dan satu pasang pengantin menerima sakramen pernikahan gereja. Kami sangat bahagia karena beberapa orang telah menyediakan diri untuk menjadi pengasuh bagi pengungsi. Hal ini kami terima dengan penuh syukur. Oleh karena itu kami sering kali mengunjungi mereka dan menjadi tamu yang dinantikan. Kami telah merayakan perayaan ulang tahun bersama dan mengunjungi kerabat yang tinggal di luar kota Gladbeck dengan menggunakan mobil dari sahabat kami.
Beberapa warga yang tinggal diantara kami sangat terkesan dengan usaha kami, mereka seringkali memberikan sumbangan dana dan bantuan lainnya. Penataan perlengkapan rumah tangga yang kami butuhkan dapat kami percayakan kepada para pemuda. Selain itu kami juga seringkali mendapatkan peralatan dan perlengkapan rumah tangga layak pakai dari perorangan yang sudah tidak lagi diperlukan; mereka mengetahui bahwa ditangan kami barang ini menjadi sangat berharga. Para pengungsi – julukan yang seringkali mereka katakan sendiri – siang dan malam siap membantu jika kami membutuhkan bantuan transportasi dan kebutuhan lainnya. Secara spontan kaum laki-laki siap sedia membantu kebutuhan pengungsi lain yang seringkali tidak mereka kenal. Kelompok yang membantu ini terdiri dari berbagai bangsa dan iman kepercayaan yang berbeda-beda.
Belum lama ini telah terjadi pengalaman berikut: Atas desakan kantor sosial sebuah rumah tua yang dihuni oleh keluarga dari Albania harus dikosongkan tanpa sepengetahun keluarga ini, karena mereka sedang di Albania. Keluarga ini tidak bisa datang ke Jerman karena visa yang diajukan belum didapatkan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Para sahabat segera mencarikan rumah baru dan secara kebetulan berjumpa dengan penyewa yang ramah yang dapat menyewakan rumah bagi keluarga tersebut. Sr. Brunhilde dan satu keluarga yang beranggotakan 4 orang telah menemukan rumah yang layak bagi keluarga tersebut secara tepat waktu, tepat ketika keluarga tersebut kembali dari Albania ke Jerman. Berhadapan dengan berbagai tantangan, anak perempuan yang berusia 18 tahun telah dapat belajar bahasa Jerman dengan baik dan adik perempuannya dapat melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di kelas 7. Orang tuanya mendapatkan ijin kerja dan dapat membiayai kebutuhan pokok.
Pelayanan baju pantas pakai yang kami kelola juga berjalan dapat berjalan lancar berkat bantuan tulus para sukarelawan/wati. Lebih dari 200 pengungsi telah mengalami bantuan pelayanan kami. Sangat disayangkan bahwa keluarga-keluarga yang telah berelasi sangat dekat dengan kami harus pulang ke daerah Balkan; keluarga ini tidak lagi mendapatkan suaka karena banyaknya arus pengungsi dari Afrika dan Suriah. Saat ini arus pengungsi kebanyakan adalah orang-orang christen dari Mesir, Albania dan Iran, umat islam dari Suriah dan Libanon serta golongan jezidis dari Irak. Kami juga sering mendampingi mereka di kantor pemerintahan bidang Migran dan Pengungsi di Bielefeld, Dortmund atau Bochum; Kami sangat bahagia jika permohonan permintaan suaka mereka diindahkan. Walaupun kami sering mengalami kesulitan dan penolakan dari pejabat pemerintah, pemilik rumah sewa yang secara terang-terangan menolak orang asing, kami tetap berusaha dan inilah semboyan kami:
“Bersama-sama kita kuat!”
Bersama Kanselir Angela Merkel kami yakin:
Kami dapat menggapainya!!!
Image: Michael Bönte, Kirche+Leben
GENERALAT DER SCHWESTERN VON DER GÖTTLICHEN VORSEHUNG
Breul 22 a
48143 Münster
Telefon: 0251 41350
vorsehungsschwestern@
generalat.de