Syukur bahwa saya masih diberi kesempatan untuk mensyukuri pengutusan bersama ini. Hal pertama yang menjadi ujud syukur saya adalah menjumpai para Suster Senior, karena bagi saya, para Suster Senior adalah generasi yang telah banyak merajut peristiwa-pelayanan-pengabdian-dalam perayaan syukur ini. Wajah-wajah penuh cinta tulus yang mereka persembahkan hingga masa lansia, memancarkan harapan bagi kita generasi penerus. Syukur pula bahwa saat ini, para suster Senior juga berkesempatan merayakan bersama dengan kita. Bersama mereka saya pun disemangati untuk memaknai 90 Tahun perjalanan Misi Penyelenggaraan Ilahi. Terima kasih para suster pendahulu, para Suster di Pondok Harapan. Doa dan restu para suster sungguh meneguhkan kami untuk meneruskan Misi Penyelenggaraan Ilahi ini.
Kesatuan, kolaborasi, dan kerja sama satu sama lain dalam Perayaan Syukur juga saya alami, dari seluruh panitia yang telah bekerja keras mempersiapan setiap acara yang direncanakan. Liturgi yang disiapkan dengan baik yang melibatkan umat dan juga para guru. Dekorasi yang secara tidak langsung-semoga di sadari oleh kita sebagai komitmen ekologi sebagaimana dinyatakan dalam pertayaan Kaul di Konstitusi. Paduan suara para guru dari perwakilan tiap unit sekolah di Semarang telah memeriahkan perayaan syukur ini. Perayaan semakin bermakna saat dalam kebersamaan disegarkan kembali akan kehadiran para Suster Misionaris melalui Opera Musikal-Singkat mengenai perjalanan misi di Indonesia oleh para siswa-siswi TK-SD Kebon Dalem 2 dan SMP Kebondalem. Setiap suster, umat, yayasan, unit, para siswa dan guru, sahabat PI, para karyawan, dan para donatur yang terlibat dalam perayaan syukur ini menunjukkan cara berbagi harapan dengan berbagi kemampuan/bakat/potensi. Merajut Syukur, Berbagi Harapan yang menjadi tema Perayaan Syukur 90 Tahun Karya Misi SDP di Indonesia menjadi bermakna dan mengundang komitmen kita semua melanjutkan proses “merajut syukur” kita menuju satu abad mendatang. Penyelenggaraan-Mu ya Bapa, Membimbing Segala-galanya. Terima kasih pada seluruh panitia.
(Sr. Nurwaningsih SDP)