Para Suster Penyelenggaraan Ilahi
hendaknya juga dalam latihan-latihan
rohaninya menghindari segala sesuatu yang
luar biasa dan menyolok serta tidak
menganjurkan bawahannya sesuatu yang luar
biasa. Penampilannya hendaknya wajar,
sahaja dan jatmika,tetapi riang dan
gembira dan mereka hendaknya menganggap
sebagai latihan rohaninya yang
terpenting: bekerja bagi kemuliaan Allah
dan kesejahteraan sesamanya.
Para suster hendaklah bersikap waspada
terhadap perangai mudah murung dan sedih,
juga khidmat yang keliru,dan hendaklah
berusaha sekuat-kuatnya untuk berperasaan
riang gembira,terbuka dan berkelakuan
tanpa prasangka.
Dari: Peraturan bagi persekutuan
Suster-suster Penyelenggaraan Ilahi
di rumah yatim piatu St. Mauritz – Münster,
disahkan pada tgl. 29 November 1844
oleh Uskup dari Münster, Caspar Maximilian